Style Fashion Pria

Style Fashion Pria

Berdasarkan Wikipedia Mode atau fesyen (Inggrisfashion) adalah gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya. Secara umum, fesyen termasuk masakan, bahasa, seni, dan arsitektur.

Dikarenakan fesyen belum terdaftar dalam bahasa Indonesia, maka mode adalah kata untuk bahasa resminya. Secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mode merupakan bentuk nomina yang bermakna ragam cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu (tata pakaian, potongan rambut, corak hiasan, dan sebagainya).

Gaya dapat berubah dengan cepat. Mode yang dikenakan oleh seseorang mampu mecerminkan siapa si pengguna tersebut.Thomas Carlyle mengatakan, "Pakaian adalah perlambang jiwa. Pakaian tak bisa dipisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia." Fesyen dimetaforakan sebagai kulit sosial yang membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu yang merupakan bagian dari kehidupan sosial. Di samping itu, mode juga mengekspresikan identitas tertentu.




Dengan pesatnya perkembangan dunia saat ini dan mudahnya akses mencari informasi, kecenderungan orang khususnya pria untuk mencari gaya berpakaian menjadi sangat mudah. Banyak referensi yang bermunculan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Sekarang ini sudah bukan masanya lagi seperti satu dekade lalu. Dulu pria lebih suka untuk 'kabur' saat diminta untuk menemani pasangannya berbelanja. Namun hari ini para pria banyak yang menikmati atau kadang malah pria yang minta ditemani pasangannya untuk berbelanja.

Ini bukan hal yang negatif tapi memang adanya perubahan jaman yang membawa perubahan kebiasaan terhadap para pria.

Sebuah penelitian dari Quidco, sebuah website cashback dan rewards di Inggris, mengungkapkan bahwa 8 dari 10 pria Inggris belanja untuk membuat diri mereka merasa lebih baik. Hal ini disebut sebagai retail theraphy. Sama seperti perempuan, rata-rata pria yang melakukan retail theraphy ini berbelanja di toko ataupun secara online sekitar empat kali sebulan untuk membuat dirinya lebih bahagia. Istilah retail theraphy untuk pria disebut sebagai he-tail therapy.

Pria-pria ini bahkan bisa menghabiskan uang sebesar Rp20,4 juta untuk meningkatkan suasana hatinya. Uang ini tak cuma dihabiskan untuk membeli berbagai barang fesyen, tapi juga aksesori digital, festival musik, nonton film, liburan dan berbagai hal yang menurut mereka terasa bagus untuk dibeli.

Satu dari tiga orang (33 persen) mengklaim keinginan mereka untuk belanja adalah karena mereka merasa sedih. Sementara 28 persen lainnya mengklaim kalau mereka belanja untuk menghilangkan kebosanan.

Setelah belanja, lebih dari 58 persen mengatakan kalau mereka merasa senang. Sedangkan 39 persennya mengungkapkan kalau mereka merasa bersemangat dan 18 persen merasakan sensasi seperti sebuah pencapaian diri.

"Ini semua terekam dalam aktivitas otak, denyut jantung dan lainnya. Data kami menunjukkan ada percikan semangat yang keluar ketika mereka sudah membeli produk yang menarik perhatian mereka. Denyut jantung akan meningkat," kata psikolog David Lewis dari perusahaan konsultasi Mindlab Internasional dikutip dari Daily Mail.

Komentar

Postingan Populer